Kamis, 17 Maret 2016

MENGENAL MONAS DI JAKARTA

 MENGENAL MONAS DI JAKARTA

Bagi Anda yang sudah mengunjungi Ibu Kota Jakarta pastinya pernah menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu tugu monumen peringatan yang satu ini. Banyak dari para traveler yang mengatakan, apabila kita mengunjungi Jakarta tidak menyempatkan diri ke Monas maka sama halnya kita tidak pernah ke Jakarta. Dan pada kesempatan kali ini twisata akan mengulas mengenai objek wisata Monumen Nasional ini, yang merupakan icon wisata dari Ibu Kota Jakarta.
Monumen Nasional merupakan tugu peringatan yang digunakan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Bangunan ini memiliki tinggi 132 meter dan berada di tengah - tengah taman yang luas yang terletak di jalan Medan Merdeka - Jakarta Pusat. Monumen Nasional ini dibangun pada tahun 17 Agustus 1961 pada masa pemerintahan Presiden RI pertama Ir. Soekarno, kemudian pada tanggal 12 Juni 1975 monumen ini dibuka untuk umum.
Apabila Anda mengunjungi tempat ini, Anda akan benyak menemukan berbagai dokumentasi sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada jaman dahulu yang dimuat dalam relief - relief. Selain itu disini juga terdapat ruang kemerdekaan dan museum yang menyimpan berkas - berkas sejarah Nasional Indonesia.

Sejarah Monumen Nasional ( Monas )

Pada masa penjajahan Belanda, Ibu Kota Republik Indonesia pernah berada di Yogyakarta, kemudian berpindah kembali ke Jakarta setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949. Setelah kejadian tersebut, Presiden Soekarno berencana untuk membangun sebuah tugu monumen nasional guna melestarikan dan mengenang perjuangan bangsa Indonesia, agar semangat patriotisme dari generasi penerus dapat bangkit dan berkembang, layaknya api yang berkobar. Tugu ini terinspirasi dari Menara Eiffel yang ada di Italy yang merupakan simbol dari bangkitnya negara tersebut.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1954 membentuk komite nasional untuk merencanakan dan membangun monumen ini, kemudia pada tahun 1955 komite nasional menggelar sayembara untuk merancang pembangunan monumen nasional. Pada waktu itu banyak sekali rancangan yang terkumpul, jumlahnya mencapai 51 karya dan hanya satu yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh komite nasional. rancangan yang sesuai dengan kriteria yaitu rancangan milik Frederich Salaban. Kemudian pada tahun 1960 sayembara kedua digelar dan terkumpul 136 karya, akan tetapi dari kesemuanya tidak satupun yang masuk dalam kriteria. Karena hal tersebut kemudian juri meminta Frederich Silaban untuk mengajukan hasil karyanya kepada Presiden Soekarno. Akan tetapi pada waktu itu Presiden kurang menyukai hasil rancangan tersebut. Presiden menginginkan sebuah monumen yang mempunyai bentuk lingga dan voni. Kemudian Frederich Silaban diminta untuk membuat lagi rancangan dengan tema sesuai yang diinginkan oleh Presiden. Dia membuat rancangan kembali dan hasil rancangan memiliki spesifikasi yang terlampau istimewa sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar untuk membangunnya. Hal tersebut dikarenakan pada waktu itu Indonesia baru merdeka dan kondisi ekonomi yang belum cukup baik, sehingga belum mampu untuk membangun monumen dengan rancangan yang diajukan oleh Frederich Salaban. Kemudian Frederich Silaban diminta untuk merancang dengan ukuran yang lebih kecil tetapi dia menolak dan menyarankan kepada pemerintah untuk menunda proses pembangunan Monumen Nasional tersebut sampai kondisi perekonomian Indonesia membaik.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1961 proses pembangunan Monumen Nasional mulai dibangun, dengan memasukan R.M. Soedarsono untuk bergabung mengarsiteki pembangunan Monas bersama Friedrich Silaban. Salah satu ide dari Soedarsono dalam mendesign Monas adalah dengan memasukan angka 17,8 dan 45 yang merupakan lambang dari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Proses pembangunan Monas terdiri dari tiga tahap yaitu pada tahun 1961/1962 - 1964/1965 yang merupakan tahap pertama, pada tahap ini pembangunan pondasi Monas dilakukan dengan menggunakan kurang lebih 284 pasak beton, kemudian untuk pembangunan pondasi museum menggunakan 360 pasak bumi. pada tahap pembangunan pondasi ini selesai pada bulan Maret 1962. Kemudian pembangunan tahap kedua dilakukan pada tahun 1966 hingga 1968, memang untuk proses pembangunan tahap dua ini memakan waktu agak lama dikarenakan terjadi tragedi pemberontakan Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI). Pada tahun 1969 - 1976 pembangunan terakhir dilakukan hingga selesai, akan tetapi masih banyak kendala - kendala yang mengakibatkan tertundanya pembukaan museum untuk umum, hal ini diakibatkan banyaknya kebocoran pada atap bangunan. kemudian tepat pada tanggal 12 Juli 1975 diresmikanlah Monumen Nasional oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.

Rute Perjalanan Menuju Monas

Rute perjalanan menuju Monas sangatlah mudah, karena lokasinya yang berada di dalam kota. Bagi Anda yang berasal dari luar Ibu Kota, Anda bisa menggunakan sarana transportasi udara dan transit di Bandara Halim Perdana Kusuma - Jakarta, kemudian dilanjutkan perjalanan Anda menuju Cawang UKI, dengan menggunakan trasportasi umum, kemudian sesampai di Cawang UKI, perjalanan Anda akan dilanjutkan ke Cempaka Mas 2 dengan menggunakan transportasi Busway jurusan Tanjung Priok. dari Cempaka Mas 2 Anda dapat trasnfer ke Halte Cempaka Timur kemudian naik lagi transportasi Busway jurusan Harmoni turun di Halte Gambir 1. Dari sini, Anda bisa berjalan kaki sedikit menuju Monas. Apabila Anda transit di Bandara Soekarno - Hatta Anda bisa menggunakan sarana transportasi Bus Damri jurusan Bandara- Gambir, kemudian turun di Monas - Gambir. Rute perjalanan melalui jalur udara dengan transit di Bandara Soekarno - Hatta paling disarankan, karena sangat mudah dan cepat.
Apabila Anda menggunakan mode transportasi kereta api, rute perjalanan yang paling singkat yaitu Anda transit di Stasiun Gambir, kemudian Anda lanjutkan dengan berjalan kaki menuju Monas. Tetapi apabila Anda menggunakan mode transportasi Bus, Anda bisa turun di Termainal Lebak Bulus, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Gambir / Monas dengan menggunakan kendaraan Kopaja 20 Lebak Bulus - Senen.

Kegiatan Yang Bisa Dilakukan di Monas

Mengunjungi Monas di sore hari dengan berjalan - jalan menyusuri taman yang ada di Monas merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh pengunjung, biasanya mereka menghabiskan waktu untuk berfoto - foto sambil melihat pemandangan sekitar. Ada juga pengunjung yang melakukan aktifitas bersepeda bersama keluarga teman atau sahabat.
Tidak hanya itu, Anda juga bisa melihat keindahan pemandangan Ibu Kota Jakarta dari atas Monas dengan menaiki lift untuk mencapai puncaknya. Pengelola Monas juga menyediakan teropong yang bisa Anda gunakan untuk melihat panorama Kota Jakarta lebih jauh lagi. tetapi pelataran puncak Monas hanya bisa menampung pengunjung kurang lebih 50 orang saja, jadi apabila Anda berniat menaiki puncak monas sebaiknya Anda datang pada pagi hari. Di puncak monas juga terdapat api kemerdekaan yang terbuat dari lembaran emas yang melambangkan semangat bangsa Indonesia yang menyala - nyala.
Selain menikmati panorama Kota Jakarta dari ketinggian, Anda juga bisa melihat - lihat relief sejarah Indonesia yang berada di halaman luar Monas. Relief ini memuat sejarah kejayaan Nusantara pada masa lampau yaitu sejarah kejayaan Majapahit dan Singhasari, masa penjajahan Belanda, Jepang, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hingga masa pembangunan Indonesia di Era Modern.
Kemudian Anda juga bisa mengunjungi Moseum Sejarah Nasional Indonesia. Museum ini menampung pengunjung kurang lebih 500 orang. museum ini berisikan sejarah Indonesia mulai dari jaman prasejarah sampai masa Orde Baru. Didalam museum Anda akan menemukan 51 diorama dengan ruangan yang berlapiskan marmer. Bagaimana keren bukan ?
Setelah Anda sudah mengunjungi Museum, Anda bisa mengunjungi Ruang Kemerdekaan yang ada di Monas yang berbentuk amphitheater. untuk dapat mengunjunginya Anda harus melewati tangga berputar dari pintu sisi selatan dan utara. Pada ruangan ini terdapat simbol kenegaraan dan kemerdekaan RI, diantaranya adalah Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia asli, lambang negara Indonesia, Bendera Merah Putih, peta kepulauan Republik Indonesia yang berlapiskan emas, serta naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis di dinding.

Oleh - Oleh dan Kuliner Yang Ada di Monas

Karena Monas sendiri berada di wilayah Jakarta, tentunya oleh - oleh yang bisa didapat disini lekat sekali dengan kebudayaan Betawi, diantaranya adalah miniatur tugu Monas, Miniatur Ondel-ondel, Gantungan Kunci Khas Jakarta, T-shirt oleh-oleh Jakarta, Gantungan Kunci Khas Jakarta, sandal si Pitung, Topeng Khas Jakarta, Koin Tua Jakarta, boneka Abang None, Boneka Monas dan masih banyak yang lainnya.
Sementara untuk kuliner Anda bisa menikmati kerak telor yang merupakan makanan khas Jakarta, kemudian Anda juga bisa menikmati nikmatnya nasi uduk, nasi ulam, ketupat sayur, gado - gado, ketoprak, soto betawi dan masih banyak lagi hidangan kuliner yang ada disini.

Tips Berwisata Ke Monas

Mengunjungi Monas bersama keluarga memang sangat menyenangkan, akan tetapi perlu beberapa persiapan yang bisa Anda lakukan, berikut ini Twisata akan memberikan tips berwisata ke Monas yang bisa Anda terapkan.

1. Mengetahui Rute Perjalanan

Karena lokasi Monas berada di dalam kota, biasanya bagi orang yang baru kesana akan kebingungan, terutama apabila Anda menggunakan kendaraan pribadi, untuk itu sebelum Anda berencana pergi ke Monas, usahakan untuk mengetahui rute perjalanan menuju Monas.

2. Memilih Waktu Yang Tepat

Waktu yang tepat untuk mengunjungi Monas adalah pada pagi hari, karena belum banyak orang yang datang kesini, disamping itu pilihlah waktu kunjungan selain hari libur sekolah, karena pada saat musim liburan sekolah tempat ini sangat ramai sekali oleh rombongan darmawisata.

3. Tidak Usah Membawa Bekal Makanan / Minuman

Banyaknya pedagang makanan yang berjualan di sekitar Monas membuat Anda tidak perlu was - was akan kelaparan. Disini  Anda dapat memilih berbagai kuliner yang dapat memuaskan Anda selama berkunjung ke Monas.

4. Mengecek Antrian Menuju Puncak Tugu

Apabila Anda baru datang sebaiknya Anda langsung mengecek antrian menuju puncak tugu, apabila dirasa sepi lebih baik Anda menuju puncak Monas terlebih dahulu sebelum mengunjungi tempat yang lainya. Selain itu apabila Anda sudah sampai di atas Monas, Anda harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik - baiknya, karena waktu kunjungan di puncak Monas dibatasi.

5. Persiapkan Kamera Dan Perlengkapannya

Untuk hal yang satu ini jangan sampai ketinggalan, manfaatkan moment berkunjung ke Monas dengan mendokumentasikannya, sehingga Anda tidak kecewa karena tidak memiliki dokumentasi foto setelah mengunjungi Monas.
Itulah ulasan yang mengenai Objek Wisata Monumen Nasional / Monas yang merupakan Icon Wisata Ibu Kota Jakarta, semoga ulasan diatas bisa bermanfaat bagi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar